ORANG TERKAYA DI RI MENGOMENTARI PERNIKAHAN BERGELIMANG?

Pasangan Jusup Maruta Cahyadi dan Clarissa yang disebut sebagai 'crazy rich Surabayan' jadi viral di media sosial. 


Keduanya akan menggelar pernikahan pada 1 Desember nanti di Bali, pasangan ini pun bikin heboh netizen karena rangkaian resepsi mulai dari lamaran hingga foto prewedding yang super mewah.

Salah satu pengusaha nasional yang juga masuk sebagai orang terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahir pun ikut angkat bicara mengenai pernikahan tersebut. Tahir sendiri mengatakan bahwa pernikahan mewah itu sudah diketahui oleh kalangan pengusaha, khususnya pengusaha keturunan.

"Pesta besar-besaran, makanan dari 5 benua. Lalu tamu yang VIP semua diabayarain, ini udah gede-gedean, viral di mana-mana. Jadi (infonya) semua tamu dikasih souvenir emas 5 gram, dorprize 5 unit Jaguar," kata Tahir kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (28/11/2018).


Walau begitu, Tahir cukup menyayangkan dengan digelarnya acara pernikahan yang super mewah ini. Sebagai sesama pengusaha, menurut Tahir, seharusnya pernikahan mewah tersebut tidak digelar atau digembar-gemborkan seperti yang dilakukan. Menurutnya, hal itu hanya akan membuat jurang kemiskinan terlihat semakin lebar.

"Pesta pernikahan itu kan bisa disesuaikan, bisa kecil-kecilan. Jangan kita gembor-gembor, kasih emas, hadiah emas, lalu makanan 5 benua, lalu tamu dikasih tiket semua free. Jangan, gitu loh. Ini memeruncing antara orang kaya dan orang miskin. Kita lagi menyelesaikan pengentasan kemiskinan, ini malah melebar jurang kemiskinan," ujarnya.


Tahir menilai, seharusnya para pengusaha bisa lebih sensitif atau prihatin terhadap kondisi saat ini. Akan lebih baik, menurutnya, agar uang yang digunakan untuk pernikahan mewah tersebut dipakai untuk memberi bantuan kepada yang membutuhkan saat ini.

"Para pengusaha yang kebutuhannya beruntung telah menikmati keramahan, kebaikan, semua fasilitas dari negeri ini, sudah sepatutnya kita kembalikan uang itu. Kalau memang pesta besar-besaran, kenapa nggak, kita lagi ada bencana di Lombok dan Palu, itu serahkan saja,kan lebih anggun, bahwa semua hasil pernikahan saya ini diserahkan ke Lombok dan Palu. Kan lebih anggun," katanya.


Dia pun mengimbau agar para pengusaha tahu diri dengan apa yang sudah dimilikinya saat ini. Seharusnya, kata Tahir, para pengusaha bisa membantu pemerintah untuk bisa mengurangi jumlah kemiskinan yang ada, bukan justru memperlebar jurang si kaya dan si miskin.

"Kita ini pengusaha, fakta kita itu (keturunan) minoritas, tahu diri lah. Jangan memperlebar jurang kemiskinan dan kekayaan. Sekarang pemerintah sedang berjuang mengurangi kemiskinan, kok Anda malah mempertajam perbedaan ini. Mbok tahu diri, tahu diri itu kita sudah dilindugi hukum diskriminasi. Tapi yang bisa melindugi kita itu bukan hukumnya, tapi perilaku kita yang bisa melindungi kita," tuturnya.

Komentar